TATIEK KANCANIATI KARIMAH


TATIEK KANCANIATI KARIMAH
wanita inspiratif minggu ini berasal dari daerah
Bogor dan berhasil membuat saya jatuh hati dengan sepak terjangnya. Benih kekuatan wanita adalah sama ketika dilahirkan. Akan tetapi perjalanan hidup akan membuat kekuatan itu belok, walaupun tidak patah. Maka jika ada wanita yang mau peduli tentang memulihkan kekuatan tersebut, maka semua akan berjalan baik.

Lahir dan besar di Desa Tegalwaru, Bogor, membuat Tatiek hafal betul dengan pola kehidupan kaum perempuan di wilayah ini. Ada yang putus sekolah lalu menikah, bahkan ada pula yang bekerja dengan upah rendah sebagai buruh pabrik. Melihat kenyataan ini, Tatiek berinsiatif mendirikan Yayasan Kuntum Indonesia tahun 2006, dimana Tatiek memberdayakan ekonomi perempuan desanya dengan memberikan pelatihan keterampilan. Namun karena kurangnya pengetahuan dan pengalaman, kegiatan yayasan ini menjadi tidak berkesinambungan. Lalu seusai lulus kuliah dari IPB tahun 2008, Tatiek bekerja sebagai jurnalis. Namun cita-cita untuk memperbaiki kualitas kesejahteraan perempuan pedesaan membuatnya ingin mengetahui lebih banyak bidang usaha yang mampu mewujudkan mimpinya.

Waktu berjalan dan semangatnya kembali muncul. Tatiek kembali menghidupkan kegiatan dan status hukum yayasan Kuntum Indonesia. Ia melakukan pemetaan dan menentukan prioritas kegiatan. Awalnya, perhatian Tatiek tertuju pada sebuah pabrik selai kelapa yang kerap membuat air kelapa sebagai limbah. Tatiek  lalu teringat dengan pengalaman di bangku kuliah ketika ia sempat memproduksi dan berjualan nata de coco sebagai olahan limbah air kelapa. Tatiek pun mulai memberikan pelatihan kepada warga yang tertarik untuk belajar pembuatan nata de coco. Setelah itu pelatihan yang diberikan mulai berkembang ke usaha kerajinan daur ulang kertas koran, pernak-pernik berbahan terigu, kain flanel, perikanan, dsb. Namun tidak semua berjalan lancar. Upaya Tatiek mengakomodasi kebutuhan modal melalui pendirian koperasi  berakhir dengan satu pelajaran penting bagi Tatiek yakni, “Memberikan kesadaran untuk membangun desa adalah tidak dengan menggunakan pendekatan uang.” Tatiek kembali memikirkan alternatif bentuk wadah yang bisa menyatukan para warga terutama kaum perempuan.

Sampai akhirnya Tatiek menggelar “Ngabuburit Kreatif”, 4 tahun lalu. Kegiatan di bulan Ramadhan ini mengajarkan berbagai pelatihan selama beberapa hari. Usai pelatihan, sejumlah peminat menyatakan keinginannya agar Tatiek kembali menggelar kegiatan serupa di luar bulan Ramadhan. Alhasil digelarlah Wisata Kampung Bisnis Tegalwaru, dimana para peserta diajak mempelajari seluk-beluk wirausaha berbasis rumah tangga dengan memaksimalkan modal seadanya. Tahun 2010 Tatiek mendapat ijin dari pemerintah daerah setingkat kelurahan dan kecamatan yang sekaligus menjadi mitra Tatiek dalam pengembangan potensi ekonomi Tegalwaru. Kini jenis usaha di Tegalwaru sudah demikian beragam, salah satu yang unik adalah ada pelatihan pembuatan wayang dari daun singkong. Ini lucu banget, murah meriah istilahnya, hehe..

Tatiek menyatakan bahwa pengalaman dan pengetahuannya di bidang wirausaha sosial cukup memberikan penghasilan ketika ia menjadi pembicara dan pembimbing di Kampung Wisata Bisnis. Namun ia merasa berkewajiban untuk mengembalikan kembali pada masyarakat apa yang ia peroleh melalui aktivitas sosial lainnya. Diantaranya melalui perintisan sekolah “Aku Bisa Mandiri” sebagai cikal bakal SMP gratis. Sekolah yang menampung anak yatim dan dhuafa ini memiliki 40 anak dengan waktu belajar 2 minggu sekali. Materi yang diberikan selain motivasi juga keterampilan seperti kerajinan tangan, tata boga, memperbaiki handphone, dan bahasa Inggris.

Tatiek saat ini juga tengah merancang exit training bagi para buruh migran di Hongkong. Beberapa kali dalam setahun Tatiek rutin ke Hongkong untuk memberikan pembekalan motivasi dan pengetahuan dalam merancang masa depan tanpa harus kembali menjadi buruh migran. “Saya belajar dari pengalaman sendiri. Saya lahir tahun 1974 namun baru membuka mata atas potensi desa kelahiran saya tahun 2006. Kan telat banget. Nah, jangan sampai mereka seperti itu padahal potensi daerah mereka lebih luar biasa,” tegas Tatiek.

➖➖➖➖➖➖➖➖
Pertanyaan from Uda Adhe di grup PK8:
"Siang bu tatik,berarti usaha ibu apa yg sebenarnya,saya blm tau,saya jauh bu di Lubuk Linggau (Palembang)"

Jawaban dari Bu Tatiek:
Di Google klik Tatiek Kancaniati ada bbrp tulisan ttg kegiatan kampoeng wisata Bisnis Tegalwaru.

Usaha yg ditangani skrng usaha nata de coco.. Handycaef.. Aneka manisan buah.. Biro Umroh..dan bunda lembaga training Bisnis melalui prrogrma VN pemberdayaan ekonomi masyarakt melalui kampoeng wisata Bisnis Tegalwaru.. Alhamdulillah sinergia dgn pr masyarakat ada lebh dr 35 produk usaha.. Mulai produksi atas..herbal.. Peternakam.. Kerupuk dll"

➖➖➖➖➖➖➖➖
SUMBER : whatsapp Pengusaha Kampus

0 comments:

sahwani SITE dalam penyempurnaan